Sunday, 21 October 2012




Title : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis : Tere-Liye 
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama 
Tanggal Terbit : Juni 2010 
Halaman : 256 Halaman
Price : Rp 32.000,00




Dua Cinta yang Tak Tesampaikan

Buku ini bercerita tentang perasaan yang tak sempat tersampaikan. Rasa yang sudah tertanam bertahun-tahun, tapi hanya terpendam dan terus didiamkan. Berarti, setiap orang dalam hidupnya berhak untuk mencintai dan dicintai. Dan perlu keberanian untuk mengungkapkan isi hati itu, entah apapun hasilnya.


Tania kecil hidup bersama adik dan ibunya dalam rumah kardus di kawasan kumuh. Ayahnya meninggal, Tania putus sekolah dan akhirnya bekerja sebagai pengamen bersama adiknya di jalanan. Selama tiga tahun keluarga mereka hidup dalam kesusahan hingga pada akhirnya malaikat itu datang merubah nasib keluarga itu. Malaikat yang dikirim Tuhan melalui seorang lelaki berusia dua puluh lima tahunan yang Tania dan adiknya, Dede panggil Om Danar. Sejak kedatangan malaikat itu Tania dan Dede kembali bersekolah, bahkan Tania mampu mendapatkan beasiswa untuk meneruskan SMP dan SMA di Singapura dan itu berkat bantuan malaikat terebut.
Saat ibunya meninggal, Tania dan Dede tidak bisa mengikhlaskannya. Namun Danar mampu membuat mereka paham dengan filosofi bahwa daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Seiring dengan bertambahnya kedewasaan Tania, ia pun paham akan makna tersebut. Karena kebaikan hati lelaki tersebut, Tania berjanji pada dirinya bahwa ia akan menuruti apa yang Danar katakan, bahkan sebelum ibunya meninggal Tania diberi pesan bahwa ia tidak boleh menangis kecuali atas alasan Danar.
Rasa yang Tania pendam sejak kecil terhadap malaikat penolongnya semakin membesar. Cemburu mengetuk hatinya ketika sosok Kak Ratna hadir dalam kehidupan mereka, namun Tania tetap tidak bisa menghapus rasa yang tak biasa itu dari hatinya.
Menginjak kelulusan SMA, tepatnya setelah graduation day Tania benar-benar frustasi ketika mengetahui bahwa malaikatnya menikah dengan Kak Ratna, orang selama ini ia cemburui. Tania menutup diri dari kehidupan Danar, bahkan Tania tidak hadir di acara penting Danar dan Ratna meskipun Ratna telah membujuk Tania dengan berbagai macam cara, termasuk hadir langsung ke Singapura. Keputusan Tania tersebut ternyata membawa pengaruh besar bagi Danar.
Setelah menikah, Danar tidak memperlakukan Ratna sebagaimana seorang suami kepada istrinya. Selama itu pula, Ratna hanya mengeluhkan semuanya pada Tania lewat email yang juga tak mendapat tanggapan dari Tania. Hingga pada email terakhir Ratna yang mengatakan bahwa ia ingin pergi sejenak dari rumah, Tania pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta, ia langsung bertanya pada Dede. Dede menunjukkan sesuatu kepada Tania, yaitu novel Danar yang belum selesai. Dari situ, Tania tahu bahwa selama ini Danar sering berkunjung ke rumah kardusnya dulu saat Danar merindukan Tania. Mereka pun mulai berbincang-bincang tentang apa yang terjadi sebenarnya.
Tania terus mendesak Danar agar Danar mau mengakui tentang perasaannya selama ini, tentang kalung yang istimewa itu. Tania hanya membutuhkan kejelasan atas apa yang terjadi. Apabila Dede tidak mengatakan semuanya, pastilah Tania tidak akan sebegitu penasarannya. Namun pertanyaan dan pernyataan yang Tania lontarkan tak sedikitpun digubris Danar. Danar hanya diam, membisu, terpaku, hingga akhirnya Tania memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan takkan pernah kembali lagi. 
Kelebihan dari novel ini adalah gaya bahasanya yang unik tetapi tetap mudah dimengerti. Kelemahan dari novel ini adalah alur yang terkadang agak membingungkan, tetapi untungnya tidak terlalu membuat pembaca sulit untuk memahaminya.

1 comment: